Pernikahan !
kata yang indah didengar namun butuh persiapan yan cukup matang. Pernikahan berarti
mempertemukan kepentingan-kepentingan dua individu dan bukan
mempertentangkannya.
Komitmen perkawinan, sebenarnya bisa dirumuskan
sederhana, yakni suami istri wajib memuaskan pasangannya. Kewajiban ini memang
tampak sederhana, mudah diucapkan oleh siapa saja, tapi untuk
merealisasikannya, perlu banyak usaha yang terus menerus, melewati proses
panjang dan tidak boleh bosan. Jika pasangan selalu puas, tak akan dirundung
kecewa.
Secara teoritis, usaha memuaskan pasangan bisa dibagi
beberapa jenis tugas. Misalnya, bagi istri ada lima tugas pokok yang wajib
dilaksanakan.
Tugas Istri
Lima tugas pokok bagi istri
adalah sebagai berikut :
Pertama, istri harus selalu memelihara dan merawat dirinya agar
tetap tampil manis. Dalam hal ini, istri harus rajin merias diri, menjaga
kebersihan dan kesehatan diri, mengenakan busana yang baik dan serasi dan
menghindari busana-busana yang dibenci suami. Selain itu istri harus
membiasakan diri tampil lembut, bicara manis, tidak judes, apalagi suka
membentak-bentak.
Kedua, istri harus melakukan usaha untuk dapat terampil, memasak
dan mengerjakan tugas-tugas rumah lainnya. Boleh saja istri aktif berkarir,
tapi jangan sampai menganggap remeh tugas rumah tangga. Sebab boleh saja ada
PRT, tapi sekali waktu istri harus turun tangan saat PRT mudik atau sakit.
Ketiga, istri harus
melakukan usaha untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik. Misalnya dapat
mewakili suami mengurus pajak, membayar rekening telepon, listrik, koran dan
sebagainya. Hal-hal yang menjadi beban rumah tangga, selayaknya bisa ditangani
istri, meski suami masih mampu dan sanggup menanganinya sendiri. Dan menjadi
ibu rumah tangga sebenarnya menjadi pembantu suami mengurus tetek bengek
kepentingan keluarga.
Keempat, istri harus belajar menjadi ibu yang baik, jika akan punya
anak, atau akan mengasuh anak. Usaha ini memang nampak sepele, karena sering
dianggap bersifat naluriah. Tapi perlu disadari, bahwa tugas menjadi seorang
ibu tidaklah ringan dan remeh. Tanpa bersedia belajar, misalnya tentang
cara/tehnik mengasuh anak secara baik, sangat sulit mewujudkan profil ibu yang
ideal dan memuaskan suami. Dan untuk melaksanakan tugas ini istri bisa aktif
membaca buku petunjuk mengasuh anak, atau bertanya kepada wanita lain yang
sudah lebih tua dan sudah berpengalaman mengasuh anak, atau aktif ikut kegiatan
kursus PKK dan sebagainya.
Kelima, istri harus berusaha untuk bisa melayani suami di tempat
tidur dengan baik. Misalnya, selalu berusaha untuk memahami gairah dan selera
suami, kesenangan suami dan hal-hal lain yang diharapkan suami. Tugas inipun
sering dianggap sepele, bersifat alamiah, padahal sebenarnya rumit, karena
tujuan memuaskan suami sering samar dan tidak sederhana. Dan untuk memudahkan
melaksanakan tugas ini istri harus rajin bertanya secara jujur dan terbuka
kepada suami.
Tugas Suami
Lima tugas suami bisa
dirumuskan sebagai berikut :
Pertama, suami harus bekerja dengan
baik, sehingga prestasi kerja dapat dicapai secara maksimal. Bekerja bagi suami
memang tugas wajib, karena bertujuan untuk memenuhi nafkah lahir bagi keluarga.
Dan untuk dapat bekerja secara baik, suami amat perlu untuk mengutamakannya
diatas segala macam tugas lainnya. Artinya suami harus dapat memanfaatkan
waktunya, untuk kepentingan bekerja/profesinya dan tidak memanfaatkannya untuk
kepentingan lain yang merugikannya.
Kedua, suami harus bersikap adil
dalam membagi waktu. Ada waktu untuk bekerja dan ada waktu untuk keluarga. Tidak
dibenarkan, jika suami terlalu sibuk bekerja sampai lupa keluarga. Khususnya memuaskan
istri di tempat tidur. Tidak ada alasan yang dibenarkan bagi suami yang menolak
untuk memuaskan istri di tempat tidur, kecuali sakit.
Ketiga, suami harus selalu tampil
bijaksana. Misalnya tidak main paksa, marah-marah, apalagi bertindak brutal
kepada istri dan anak-anak. Sebagai kepala rumah tangga suami harus selalu rasional dan tak mudah
bersikap emosional. Segala macam masalah bisa dibicarakan dengan baik, mengapa
harus marah dan membentak istri dan anak-anak ? kebijaksanaan suami adalah
kepuasan istri yang paling mendalam, karena kepuasan itu bersifat psikologis.
Keempat, suami harus berusaha untuk
meringankan tugas istri di rumah. Misalnya, membelikan perabotan dapur dan
rumah yang baik, sehingga istri bekerja dengan mudah dan berhasil dengan baik. Meski
sudah ada PRT, atau istri cuma tinggal di rumah saja, suami jangan sampai
meremehkan tugas-tugas rumah tangga. Banyak istri kecewa terus menerus, karena
suami tak mau meringankan tugasnya di rumah, misalnya suami melarang istri
membeli perabotan dapur yang lebih canggih padahal punya banyak uang.
Kelima, suami harus memelihara
kesehatan dan keperkasaannya. Untuk ini suami harus disiplin dalam hidup,
khususnya makan dan tidur, tidak boleh suami terlalu menghabiskan tenaga untuk
bekerja sampai jatuh sakit. Tidak boleh suami sembarangan makan minum sampai
kesehatannya terganggu. Manusia memang kadang sakit, tapi jangan sampai sakit
itu terjadi karena keteledoran. Dan ingat, jika suami sakit-sakitan, segala
masalah keluarga bisa meresahkan bagi istri.
Jika suami istri sudah melaksanakan
tugas wajibnya masing-masing, tentu saja kedua pihak tidak akan dirundung
kecewa. Kalau ada kekurangan, itu akan dianggap hal yang wajar dan masih ada
kesempatan untuk membenahinya. Maka suami istri harus selalu punya keinginan
positif untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang lebih baik. Banyak hal buruk
bisa ditinggalkan, jika ada pihak yang kecewa, selayaknya memberitahukan kepada
pasangan untuk bersama-sama melenyapkannya, tanpa harus melemparkan kesalahan atau
mencari kambing hitam.
(Perkawinan dan Keluarga No.
429/2008 hal 17-19).