- SELAMAT BERQURBAN SEMOGA MENINGKATKAN KESHALIHAH SOSIAL - SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU BAGI PASANGAN YANG BARU MENIKAH- IKUTI KURSUS PRANIKAH BAGI PASANGAN CALON YANG AKAN MENIKAH SETIAP HARI RABU - CEK BUKU NIKAH ANDA DI http://simkah.kemenag.go.id/infonikah atau klik SIMKAH ONLINE - NIKAH DI KANTOR BEBAS BEA- NIKAH DI LUAR KUA RP.600.000 DISETOR KE BANK - TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

HISAB AWAL RAMADHAN DAN SYAWAL 1435H

Gunungjati(27/06/2014): Hari ini kita akan menyaksikan kembali “drama” sidang Isbath penentuan awal bulan Ramadhan 1435H, menjadi hal yang klasik dan janji pemerintah yang tak pernah terwujud  untuk mempertemukan silang pendapat penentuan hilal awal bulan ini tak kunjung menemui titik temu yang bakal menjadi solusi. Ending dari sidang isbath ini sudah dapat diprediksi semudah membaalikkan telapak tangan bahwa pemerintah akan menetapkan bulan sya’ban digenapkan menjadi 30 hari karena pada hari ini hilal tidak bisa dilihat dan bilamana ada yang melihat hilalpun akan ditolak karena menurut kriteria MABIMS yang dianut pemerintah belum cukup umur untuk dapat dirukyat dengan mata telanjang, sehingga menetapkan jatuhnya 01 Ramadhan 1435H pada hari AHAD, 29 JUNI 2014.
Prdediksi ini tak bermaksud mendahului sidang isbat yang akan digelar sore ini. Tapi dengan pengetahuan yang minim saja tentang ilmu hisab dan falak sudah dapat diketahui kearah mana pemerintah akan menetapkan keputusannya. Bukan berarti kemudian kita dapat menyimpulkan dari awal bahwa sidang isbath ini sia-sia, akan tetapi sebagai pembuktian metode Imkanur Rukyat yang selama ini dianut oleh pemerintah bahwa Ijtimak (konjungsi) yang terjadi hari ini 27 JUNI 2014 pada pukul 15:09 WIB dengan tinggi hilal  +0o 36’ 32” memang benar adanya berdasarkan pada pos pengamatan hilal yang diselenggarakan Kementerian Agama dibarbagai pelosok tanah air tak satupun yang melaporkan melihat hilal. Apalagi kalau melihat cuaca dalam dua hari terakhir ini yang cenderung berawan dan hujan ringan sangat sulit untuk mengamati hilal. Hal tersebut menjadi dalil bagi pengambilan keputusan sidang isbath untuk menetapkan keputusan mengistikmalkan menjadi 30 hari bulan sya’ban dan menetapkan awal puasa pada hari Ahad 29 Juni 2014.
Ada beberapa kalangan yang menilai bahwa sidang isbath ini tidak berguna dan menghamburkan biaya karena dengan alasan yang telah dikemukakan saya diatas karena hasilnya bisa diprediksi dengan mudah, sehingga seringkali peserta sidang isbat ini tidak dihadiri lengkap oleh seluruh ormas islam sebagaimana terjadi dalam dua tahun terakhir ini, Muhammadiyah seringkali tidak menghadiri sidang isbath baik dikala keputusannya sejalan dengan pemerintah maupun berseberangan. Pada penentuan awal ramadhan tahun 2014 ini Muhammadiyah sudah jauh hari sudah mengumumkan hasil hisab “wujudul hilal’ bahwa kami akan berpuasa lebih awal yaitu pada hari SABTU, 28 JUNI 2014 dengan dalih bahwa hilal walaupun kurang dari 1 derajat sudah “wujud” dan sudah cukup memenuhi syarat tanpa harus dibuktikan lagi dengan rukyat. Perlu kita catat disini bahwa 01 Ramadhan 1435H bagi Muhammadiyah dimulai tanggal 28 JUNI 2014.
HISAB 01 SYAWAL 1435H
Saya punya cara tersendiri untuks menguji penetapan awal bulan tersebut dengan membandingkan dengan bulan selanjutnya dimana yang saya ketahui ketika belajar ilmu Falak di kampus memahami bahwa ijtimak ini akan terjadi pada setiap akhir bulan hari ke 29 bulan berjalan untuk menentukan apakah esok harinya sudah bulan baru atau digenapkan menjadi 30 hari, dan saya tidak pernah menemukan ijtimak ini terjadi pada hari ke 30 kecuali bila ijtimak terjadi pada tengah malam pukul 00 lebih saja.
Menurut Kalender kementerian Agama, Ijtimak akan terjadi lagi untuk menentukan awal syawal pada tanggal 27 JULI 2014 pukul 05.42 WIB dengan tinggi hilal +04o 02’ 10” pada saat matahari terbenam bulan sudah berumur 12 jam 12 menit sehingga kemungkinan bisa dirukyat besar karena tinggi hilal lebih dari 2 derajat menurut kriteria MABIMS dan 01 Syawal bisa diprediksi akan terjadi pada esok harinya tanggal 28 JULI 2014.

Demikian pula dalam Maklumat yang dikeluarkan PP Muhammadiyah No. 02 tahun 2014 menetapkan bahwa ijtimak terjadi pada tanggal 27 JUNI 2014 pukul 05:43:39 dengan tinggi bulan +03o 37’ 48”. Sekilas tidak ada yang berbeda dengan apa yang dihitung dalam kalender Kementerian Agama yang telah diuraikan diatas. Namun muncul pertanyaan dalam benak saya yang dari awal mencatat bahwa bila 01 Ramadhan 1435  versi pemerintah jatuh pada tanggal 29 Juni 2014 maka sudah tepat ijtimak awal syawal pada tanggal 27 Juli 2014 adalah hari ke-29 pada bulan ramadhan untuk penentuan apakah esok hari masuk bulan syawal ataukah digenapkan menjadi 30 hari, akan tetapi bila Muhammadiyah menetapkan 01 Ramadhan 1435H pada tanggal 28 Juni 2014 maka ijtimak awal syawal tanggal 27 Juli 2014 adalah hari ke-30 pada bulan ramadhan. Ini yang saya maksud apakah bisa ijtimak terjadi pada hari ke-30 bulan berjalan........? maka tak ada gunanya lagi untuk menghitung kapan bulan baru karena tidak mungkin menjadi 31 hari sehingga pasti besok hari sudah tanggal 01. Kenapa pula perhitungan ijtimak Muhammadiyah   bukan terjadi pada tanggal 26 JULI 2014 supaya  menghapus keraguan saya bahwa hitungan mereka benar bahwa ijtimak terjadi pada hari ke-29 pada bulan berjalan........ sekali lagi bahwa ternyata IJTIMAK tidak bisa berbohong dan tidak bisa direkayasa kemunculannya. Mohon maaf bila ada salah hitung, semoga menjadi bahan pencerahan. 
Advertisement
ADSENSE
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2011-2099 KUA GUNUNGJATI - Dami Tripel Template Level 2 by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.
Valid HTML5 by Ardi Bloggerstranger