- SELAMAT BERQURBAN SEMOGA MENINGKATKAN KESHALIHAH SOSIAL - SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU BAGI PASANGAN YANG BARU MENIKAH- IKUTI KURSUS PRANIKAH BAGI PASANGAN CALON YANG AKAN MENIKAH SETIAP HARI RABU - CEK BUKU NIKAH ANDA DI http://simkah.kemenag.go.id/infonikah atau klik SIMKAH ONLINE - NIKAH DI KANTOR BEBAS BEA- NIKAH DI LUAR KUA RP.600.000 DISETOR KE BANK - TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

HISAB 1 SYAWAL 1434H

Gunungjati (01/08/2013); Saat yang ditunggu setelah melaksanakan puasa ramadhan sebulan penuh adalah tiba saatnya lebaran atau Hari Raya Idul Fithri, akankah Idul fithri tahun ini jatuh pada hari yang sama mengingat awal puasa ramadhan kemarin diwarnai perbedaaan selisih 1 hari antara ketetapan Pemerintah dan ketetapan salah satu ormas Islam. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan data perhitungan  ijtima’ dan tinggi bulan serta penetapan awal bulan syawal dari berbagai sumber.
BMKG sebagai institusi pemerintah yang salah satu tupoksinya melayani data tanda waktu menyatakan bahwa  ijtima’ awal bulan syawal  akan terjadi pada hari RABU tanggal 07 Agustus 2013 pukul 04.51WIB atau 05:51 WITA atau 06:51 WIT, yaitu ketika nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 134,582o. Jarak sudut Matahari dan Bulan (elongasi) sebesar 4,991o dan periode sinodis bulan sendiri terhitung sejak konjungsi sebelumnya dan hingga konjungsi yang akan datang adalah 29 hari 14 jam 36 menit.  Adapun tinggi bulan pada saat ijtima’ untuk pengamatan di Pelabuhan Ratu dari horizon teramati saat matahari terbenam tanggal 07 Agustus 2013 adalah 03o50,91’
Menurut Kalender Kementerian Agama dalam data hisabnya disebutkan bahwa Ijtima’ awal bulan ramadhan ini terjadi pada hari Rabu tanggal 07 Agustus 2013 pukul 04:51 WIB saat matahari terbenam tinggi hilal +04o08’29” dengan demikian tanggal 1 syawal 1434 jatuh pada hari kamis tanggal 8 Agustus 2013. Azimut matahari +286o17’52”, azimut bulan 280o16’53”. Ketentuan penetapan 1 syawal berpedoman pada keputusan sidang isbat yang langsung diumumkan oleh Menteri Agama.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan maklumat no. 04/MLM/1.0/E/2013 tanggal 23 Mei 2013 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah 1434 H menyatakan bahwa Ijtima’ jelang syawal 1434 terjadi pada hari Rabu, Pon tanggal 7 Agustus 2013 pukul 04:52:19 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam matahari di Yogyakarta adalah +03o54’11” (hilal sudah wujud) dan diseluruh Indonesia pada saat terbenam Matahari itu bulan berada di atas ufuk. 1 Syawal 1434H jatuh pada hari Kamis Wage, 8 Agustus 2013.

Kalau dilihat dari data diatas maka semuanya sepakat bahwa Idul fithri 1434H akan jatuh pada tanggal 08 Agustus 2013, tinggal menunggu diputuskan pada sidang isbat nanti tanggal 07 Agustus 2013 apakah bulan terlihat atau tidak. Tetapi apabila dikaitkan dengan kriteria MABIMS maka tinggi bulan antara 3o -4o mestinya bisa dilihat oleh mata ketika rukyat nanti. Disebagian besar negara Arab dan afrika juga mereka akan merayakan idul fitri tanggal 08 Agustus 2013 sebagaimana dilansir Makkah Calender.


Penulis adalah orang yang tidak terlalu paham tentang ilmu falak dan perhitungan hisab, tetapi pernah sedikit belajar tentang ilmu falak ini dalam mata kuliah di Institut. Yang saya amati biasanya ijtima’ ini terjadi pada tanggal 29 pada bulan tersebut, kemudian dianalisa berdasarkan tinggi bulan dan faktor lain apakah besok harinya sudah bulan baru atau belum, sehingga ketika sudah mencukupi kriteria maka besok harinya ditetapkan sebagai bulan baru berarti bulan yang sedang berjalan cuma 29 hari, namun bila tidak mencukupi kriteria maka digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari dan bulan baru dimulai 2 hari kedepan (lusa). Pada kasus perhitungan awal bulan syawal 1434H ini, ijtima’ menurut versi Kalender Kementerian Agama terjadi pada tanggal 07 Agustus 2013 atau pada 29 Ramadhan 1434 H sudah sesuai dengan anggapan saya tersebut. Akan tetapi menurut perhitungan PP Muhammadiyah yang juga menetapkan Ijtima’ terjadi tanggal 07 Agustus 2013 terjadi pada tanggal 30 Ramadhan 1434H. Jadi tidak ada pilihan lagi bagi Muhammadiyah untuk besok hari tidak lebaran karena tidak mungkin bulan qamariyah berumur 31 hari, namun menurut kalender Kementerian Agama ada kemungkinan untuk berlebaran pada tanggal 9 Agustus apabila bulan tidak bisa dirukyat tanggal 07 Agustus walaupun menurut kriteria sudah visible dan sudah diatas ufuk. Untuk itu perlu kiranya pemerintah ( Kementerian Agama) beserta Ormas Islam pawa awal tahun duduk bersama menyusun kalender Hijriyah sehingga perbedaan ini bisa diminimalisir. Semoga bermanfaat.
Advertisement
ADSENSE
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2011-2099 KUA GUNUNGJATI - Dami Tripel Template Level 2 by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.
Valid HTML5 by Ardi Bloggerstranger