- SELAMAT BERQURBAN SEMOGA MENINGKATKAN KESHALIHAH SOSIAL - SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU BAGI PASANGAN YANG BARU MENIKAH- IKUTI KURSUS PRANIKAH BAGI PASANGAN CALON YANG AKAN MENIKAH SETIAP HARI RABU - CEK BUKU NIKAH ANDA DI http://simkah.kemenag.go.id/infonikah atau klik SIMKAH ONLINE - NIKAH DI KANTOR BEBAS BEA- NIKAH DI LUAR KUA RP.600.000 DISETOR KE BANK - TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

BEKAL RUMAH TANGGA


“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada suatu keluarga. Dia akan memperdalamkan pengetahuan  agama kepada mereka. Menjadikan anak-anak mereka menghormati orang tua mereka. Memberikan kemudahan pada kehidupan mereka. Kesederhanaan dalam nafkah mereka dan memperlihatkan aib mereka, sehingga mereka menyadarinya, lalu menghentikan perbuatannya. Namun, apabila menghendaki sebaliknya, Dia meninggalkan dan menelantarkan mereka ( HR. Daaruquthni).
            Sebagian kecil dari kisah kehidupan telah menunjukkan kepada kita betapa tidak mudahnya mengayuh bahtera rumah tangga itu. Tidak cukup hanya diawali dengan keinginan untuk menikah belaka. Karena, ternyata tidak sedikit pasangan yang telah memasuki dunia rumah tangga menemui kenyataan bahwa pengantin hari-harinya telah menjadi pergantian dari kesusahan yang satu ke kesusahan berikutnya.
            Bagaimanapun pernik-pernik problematika rumah tangga bisa terjasi menimpa kita. Terutama, kalau ada sesuatu yang tidak sempat kita persiapkan, baik sebelum memasuki gerbang pernikahan maupun setelah menjalani kehidupan rumah tangga.
            Faktor-faktor apa saja yang perlu kita persiapkan itu ? mudah-mudahan beberapa “resep” ini kalau dicoba diterapkan, bisa membuat perjalanan pernikahan yang kita titi menjadi indah dan menentramkan kalbu.

Bekal Ilmu
            Faktor yang pertama adalah bahwa sebuah rumah tangga akan menjadi kokoh, kuat dan mantap kalau suami istri sama sama mencintai ilmu. Rasulullah SAW pernah bersabda, artinya : “barangsiapa yang menginginkan dunia (mendapatkannya) harus memakai ilmu. Barangsiapa yang menginginkan akhirat (mendapatkannya) harus memakai ilmu. Barangsiapa yang menginginkan dunia dan akhirat (mendapatkannya) harus memakai ilmu”.
            Artinya, bila ada yang bertanya, mengapa rumah tangga yang dijalaninya terasa berat, banyak kesulitan, dan tidak menemukan kedamaian, jawabannya adalah karena ilmu tentang berumah tangga yang dimilikinya tidak sebanding dengan masalah yang dihadapinya.
            Setiap hari masalah, kebutuhan, maupun peluang munculnya konflik akan selalu bertambah. Semua ini merupakan kenyataan hidup yang tidak akan bisa dipungkiri. Bila segala pernik kehidupan ini tidak diimbangi dengan pertambahan ilmu untuk menyiasatinya, maka pastilah sebuah keluarga tidak akan pernah mampu menghadapi hidup ini dengan baik. Jangan heran kalau rumah tangga yang seperti ini bagaikan perahu yang kelebihan muatan. Dia akan tampak oleng, miring ke kiri dan ke kanan tak mau melaju dengan semestinya bahkan bisa karam.
            Adapun ciri khas yang tampak adalah para penghuni rumah tangga itu selalu sangat mengandalkan emosi di dalam mengatasi setiap masalah yang muncul. Betapa tidak ! karena mereka tidak pernah tahu bagaimana car menghadapi masalah yang selalu muncul seiring bertambahnya jumlah anggota keluarga.
“ Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah (QS. Shaad (38):26).

Gemar beramal
            Ternyata setiap ilmu itu tidak membawa manfaat, kecuali bila sudah mewujud dalam bentuk amal. Rumus kehidupan ini sebenarnya sederhana saja, yakni : seseorang tidak akan mendapatkan sesuatu dari apa yang diinginkan, tetapi dari apa yang bisa ia lakukan. Karenanya, syarat yang kedua bagi tercapainya rumah tangga yang ideal setelah menguasai ilmu adalah gemar mengamalkannya.
            Hidup ini bagaikan gaung di pegunungan. Apa yang kembali kepada kita tergantung dari apa yang kita bunyikan. Sekiranya menginginkan suatu kebaikan menghampiri kita, maka ia tidak bisa datang hanya dengan cara meminta orang lain berbuat baik. Akan tetapi terlebih dulu harus melakukan kebaikan kepada orang lain.
            Suami yang sibuk menyayangi dan membahagiakan istrinya lahir batin, niscaya akan mendapatkan balasan yang amat mengesankan dari sang istri. Demikian pun kalau istri ingin disayangi dan dibahagiakan suami. Jawabannya hanya satu barangsiapa bisa memuliakan suaminya dengan ikhlas, Allah pun akan melembutkan hati sang suami untuk menyayanginya dengan penuh keikhlasan pula. “Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan (QS. Al-An’am (6):132)

Ikhlas
            Ternyata sehebat apapun amal-amal kita tidak akan bermanfaat dihadapan Allah kecuali amal-amal yang dilakukan dengan ikhlas. Orang yang ikhlas adalah orang yang berbuat sesuatu tanpa berharap mendapatkan apapun, kecuali ingin disukai oleh Allah. Inilah bekal utama ketiga dalam berumah tangga. Dalam mengarungi kehidupan ini akan banyak didapati aneka masalah.
            Kita pasti akan menemukan berbagai kesulitan, kesempitan dan kesengsaraan lahir batin, kecuali kalau mendapat pertolongan-Nya. Allah tahu persis kebutuhan kita, lebih tahu daripada kita sendiri. Dia tahu persis masalah yang akan menimpa kita, lebih tahu daripada kita sendiri. Karenanya Allah menjanjikan “Waman yattaqillah yaj’allahu makhrajan” (QS. Ath-Thalaaq (65):2)
            Rumah tangga yang terus menerus meningkatkan ketaatannya kepada Allah akan senantiasa dikaruniai oleh-Nya jalan keluar atas segala urusan dan masalah yang dihadapinya. Anak-anak membutuhkan biaya, Allah akan mencukupi mereka karena Dia Dzat yang Maha Kaya.
            Masalahnya, adakah keluarga kita layak mendapat jaminan-Nya ataukah tidak ?. Kuncinya adalah bahwa rumah tangga yang selalu dekat kepada Allah dan sangat menjaga keikhlasan dalam beramal, itulah rumah tangga yang layak memperoleh jaminan pertolongan-Nya.

Bersih Hati
            Setiap saat ujian dan aneka masalah bukan tidak mungkin akan datang mendera rumah tangga dengan tiba-tiba. Bagaimana seorang suami atau seorang istri menyikapinya, ternyata tergantung dari satu hal, yakni kalbu. Terserah kita, apa yang akan kita lakukan dengan masalah itu ? mau dibuat rumit, maka rumitlah. Nanti kita sendiri yang akan melihat dan merasakan buahnya. Namun mau dibuat sederhana juga, silahkan sederhanakan, nanti kita pun akan melihat dan merasakan buahnya.
            Setiap masalah dalam rumah tangga bisa menjadi rumit dan bisa juga menjadi sederhana, tentu bergantung bagaimana kondisi hati kita yang kita miliki, yang akhirnya membuat kita harus memutuskan langkah bagaimana menyikapinya. Padahal bagi kita kuncinya hanya satu : sesungguhnya tak ada masalah dengan masalah karena yang terjadi masalah adalah cara kita yang salah dalam menyikapi masalah. Oleh sebab itu, hati yang bersih adalah bekal utama keempat yang harus dimiliki oleh para pelaku rumah tangga, setelah memiliki bekal ilmu, amal dan keikhlasan. Bersih hati tidak bisa tidak akan menjadi senjata pamungkas dalam menyiasati serumit dan sesulit apapun masalah yang muncul dalam sebuah keluarga. Adapun buahnya hampir dapat dipastikan adalah rumah tangga yang tenang tenteram, penuh cinta kasih dan selalu saling mengingatkan dalam hal mendekatkan diri kepada Allah.
            Sedangkan rumah tangga yang didalamnya banyak disebut nama Allah, banyak dikumandangkan ayat-ayat-Nya dan mampu menyempurnakan ikhtiar dalam mencari jaloan keluar atas setiap masalah, niscaya akan  menjadi keluarga yang sangat dekat dengan pertolongan-Nya san akan menjadi suri tauladan bagi yang lain.
            Subhanallah, ujian dan masalah rumah tangga memang akan datang setiap saat, suka atau tidak suka. Namun bagi suami dan istri yang berhati bersih semua itu akan disikapi sebagai nikmat dari Allah. Karena bagaimanapun dibalik setiap ujian dan masalah itu pasti terkandung hikmah yang luar biasa mengesankan, yang akan semakin meningkatkan kedewasaan dan kearifan, sekiranya mampu menyikapi segalanya dengan tepat, yang hal ini justru lahir dari hati yang bening dan bersih dari segala noktah-noktah kekotoran hawa nafsu.
            Ujian dan persoalan hidup yang menimpa justru benar-benar akan membuat kita semakin merasakan indahnya hidup ini karena yakin bahwa semua itu merupakan perangkat kasih sayang Allah, yang membuat sebuah rumah tangga semakin bermutu. Tidak usah heran sehebat apapun kesulitan hidup yang menimpa, sungguh bagaikan air di relung lautan yang dalam. Tidak akan pernah terguncang meski ombak dan badai saling menerjang. Pun laksana karang yang tegak tegar, yang tak akan pernah bergeser saat dihantam gelombang sedahsyat apapun. Sekali-kali tidak akan terbersit rasa putus asa ataupun keluh kesah berkepanjangan.
            Memang  betapa luar biasa para penghuni rumah tangga yang memiliki hati yang bersih. Nikmat datang tak akan pernah membuatnya lalai dari bersyukur. Andai pun musibah yang menerjang, ia akan mampu mengendalikan kayuh bahtera dengan tenang. (Perkawinan dan Keluarga No. 452/2010 hal 9-12)
Advertisement
ADSENSE
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2011-2099 KUA GUNUNGJATI - Dami Tripel Template Level 2 by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.
Valid HTML5 by Ardi Bloggerstranger