- SELAMAT BERQURBAN SEMOGA MENINGKATKAN KESHALIHAH SOSIAL - SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU BAGI PASANGAN YANG BARU MENIKAH- IKUTI KURSUS PRANIKAH BAGI PASANGAN CALON YANG AKAN MENIKAH SETIAP HARI RABU - CEK BUKU NIKAH ANDA DI http://simkah.kemenag.go.id/infonikah atau klik SIMKAH ONLINE - NIKAH DI KANTOR BEBAS BEA- NIKAH DI LUAR KUA RP.600.000 DISETOR KE BANK - TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
JINGLE GEMAR HALAL

JINGLE GEMAR HALAL




LAGU RESMI GERAKAN MASYARAKAT SADAR HALAL
GEMAR HALAL
CIPTAAN : RUMLI C. NOER

HALAL 3X PASTILAH BERSIH
HALAL 3X JUGA BERSIH
HALAL 3X SEHAT DAN SUCI
HALAL BERSIH BERGIZI YANG SEHAT DAN SUCI

MAKANAN HALAL MAKANAN KITA SEMUA
MINUMAN HALAL MINUMAN  KITA SEMUA
HIDUP SERBA HALAL HIDUPKU YANG MULIA
HIDUP GEMAR HALAL HIDUP KITA BAHAGIA

BERSAMA KITA BERGEMBIRA
SADAR HALAL YANG UTAMA
BERSIH BERGUNA  SEHAT DAN SUCI
GEMAR  HALAL   JIWA RAGA BAHAGIA
 
donlod videonya di link berikut :

TUGAS SUAMI ISTERI


Pernikahan ! kata yang indah didengar namun butuh persiapan yan cukup matang. Pernikahan berarti mempertemukan kepentingan-kepentingan dua individu dan bukan mempertentangkannya.
          Komitmen perkawinan, sebenarnya bisa dirumuskan sederhana, yakni suami istri wajib memuaskan pasangannya. Kewajiban ini memang tampak sederhana, mudah diucapkan oleh siapa saja, tapi untuk merealisasikannya, perlu banyak usaha yang terus menerus, melewati proses panjang dan tidak boleh bosan. Jika pasangan selalu puas, tak akan dirundung kecewa.
           Secara teoritis, usaha memuaskan pasangan bisa dibagi beberapa jenis tugas. Misalnya, bagi istri ada lima tugas pokok yang wajib dilaksanakan.

Tugas Istri
Lima tugas pokok bagi istri adalah sebagai berikut :
Pertama, istri harus selalu memelihara dan merawat dirinya agar tetap tampil manis. Dalam hal ini, istri harus rajin merias diri, menjaga kebersihan dan kesehatan diri, mengenakan busana yang baik dan serasi dan menghindari busana-busana yang dibenci suami. Selain itu istri harus membiasakan diri tampil lembut, bicara manis, tidak judes, apalagi suka membentak-bentak.
Kedua, istri harus melakukan usaha untuk dapat terampil, memasak dan mengerjakan tugas-tugas rumah lainnya. Boleh saja istri aktif berkarir, tapi jangan sampai menganggap remeh tugas rumah tangga. Sebab boleh saja ada PRT, tapi sekali waktu istri harus turun tangan saat PRT mudik atau sakit.
Ketiga,  istri harus melakukan usaha untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik. Misalnya dapat mewakili suami mengurus pajak, membayar rekening telepon, listrik, koran dan sebagainya. Hal-hal yang menjadi beban rumah tangga, selayaknya bisa ditangani istri, meski suami masih mampu dan sanggup menanganinya sendiri. Dan menjadi ibu rumah tangga sebenarnya menjadi pembantu suami mengurus tetek bengek kepentingan keluarga.
Keempat, istri harus belajar menjadi ibu yang baik, jika akan punya anak, atau akan mengasuh anak. Usaha ini memang nampak sepele, karena sering dianggap bersifat naluriah. Tapi perlu disadari, bahwa tugas menjadi seorang ibu tidaklah ringan dan remeh. Tanpa bersedia belajar, misalnya tentang cara/tehnik mengasuh anak secara baik, sangat sulit mewujudkan profil ibu yang ideal dan memuaskan suami. Dan untuk melaksanakan tugas ini istri bisa aktif membaca buku petunjuk mengasuh anak, atau bertanya kepada wanita lain yang sudah lebih tua dan sudah berpengalaman mengasuh anak, atau aktif ikut kegiatan kursus PKK dan sebagainya.
Kelima, istri harus berusaha untuk bisa melayani suami di tempat tidur dengan baik. Misalnya, selalu berusaha untuk memahami gairah dan selera suami, kesenangan suami dan hal-hal lain yang diharapkan suami. Tugas inipun sering dianggap sepele, bersifat alamiah, padahal sebenarnya rumit, karena tujuan memuaskan suami sering samar dan tidak sederhana. Dan untuk memudahkan melaksanakan tugas ini istri harus rajin bertanya secara jujur dan terbuka kepada suami.

Tugas Suami
Lima tugas suami bisa dirumuskan sebagai berikut :
Pertama, suami harus bekerja dengan baik, sehingga prestasi kerja dapat dicapai secara maksimal. Bekerja bagi suami memang tugas wajib, karena bertujuan untuk memenuhi nafkah lahir bagi keluarga. Dan untuk dapat bekerja secara baik, suami amat perlu untuk mengutamakannya diatas segala macam tugas lainnya. Artinya suami harus dapat memanfaatkan waktunya, untuk kepentingan bekerja/profesinya dan tidak memanfaatkannya untuk kepentingan lain yang merugikannya.
Kedua, suami harus bersikap adil dalam membagi waktu. Ada waktu untuk bekerja dan ada waktu untuk keluarga. Tidak dibenarkan, jika suami terlalu sibuk bekerja sampai lupa keluarga. Khususnya memuaskan istri di tempat tidur. Tidak ada alasan yang dibenarkan bagi suami yang menolak untuk memuaskan istri di tempat tidur, kecuali sakit.
Ketiga, suami harus selalu tampil bijaksana. Misalnya tidak main paksa, marah-marah, apalagi bertindak brutal kepada istri dan anak-anak. Sebagai kepala rumah tangga  suami harus selalu rasional dan tak mudah bersikap emosional. Segala macam masalah bisa dibicarakan dengan baik, mengapa harus marah dan membentak istri dan anak-anak ? kebijaksanaan suami adalah kepuasan istri yang paling mendalam, karena kepuasan itu bersifat psikologis.
Keempat, suami harus berusaha untuk meringankan tugas istri di rumah. Misalnya, membelikan perabotan dapur dan rumah yang baik, sehingga istri bekerja dengan mudah dan berhasil dengan baik. Meski sudah ada PRT, atau istri cuma tinggal di rumah saja, suami jangan sampai meremehkan tugas-tugas rumah tangga. Banyak istri kecewa terus menerus, karena suami tak mau meringankan tugasnya di rumah, misalnya suami melarang istri membeli perabotan dapur yang lebih canggih padahal punya banyak uang.
Kelima, suami harus memelihara kesehatan dan keperkasaannya. Untuk ini suami harus disiplin dalam hidup, khususnya makan dan tidur, tidak boleh suami terlalu menghabiskan tenaga untuk bekerja sampai jatuh sakit. Tidak boleh suami sembarangan makan minum sampai kesehatannya terganggu. Manusia memang kadang sakit, tapi jangan sampai sakit itu terjadi karena keteledoran. Dan ingat, jika suami sakit-sakitan, segala masalah keluarga bisa meresahkan bagi istri.

Jika suami istri sudah melaksanakan tugas wajibnya masing-masing, tentu saja kedua pihak tidak akan dirundung kecewa. Kalau ada kekurangan, itu akan dianggap hal yang wajar dan masih ada kesempatan untuk membenahinya. Maka suami istri harus selalu punya keinginan positif untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang lebih baik. Banyak hal buruk bisa ditinggalkan, jika ada pihak yang kecewa, selayaknya memberitahukan kepada pasangan untuk bersama-sama melenyapkannya, tanpa harus melemparkan kesalahan atau mencari kambing hitam.
(Perkawinan dan Keluarga No. 429/2008 hal 17-19).
5 FAKTOR PENYEGAR KEJENUHAN PERKAWINAN

5 FAKTOR PENYEGAR KEJENUHAN PERKAWINAN

Banyak pasangan suami istri yang mengeluh karena jenuh terhadap perkawinan yang mereka alami. Ini banyak terjadi manakala usia perkawinan sudah berlangsung cukup lama. Jika hal ini terjadi pada perkawinan anda, bagaimana anda mengatasinya ?
            Hubungan suami istri yang dirasakan sedemikian indah pada masa-masa awal pernikahan, pada suatu saat berubah dalam bentuk penyesalan dan kekecewaan. Apa yang mereka bayangkan semula, ternyata tak seindah ketika perkawinan telah ditempuh, keberadaan dalam rumah tangga merupakan rutinitas yang sangat membosankan. Rasanya tak ada yang istimewa lagi.
            Seandainya saja rumah tangga kita ibaratkan dengan tanaman, apa yang disebut diatas. Barangkali akibat tanaman yang tidak dipelihara setiap hari dengan baik. Ada semacam keteledoran dari pemiliknya. Padahal, tanaman akan tumbuh subur dan indah serta memikat jika benar-benar diurus dengan tepat dan keahlian khusus. Artinya membutuhkan kreativitas si pemiliknya. Seorang pecinta tanaman, akan selalu berupaya menciptakan safaktor-faktor penyegar bagi keindahan tanamannya.
            Untuk mencapai faktor penyegar tersebut, haruslah memiliki kemauan keras. Banyak orang yang sudah menyadari dan mengetahui kalau faktor-faktor penyegar tersebut sangat diperlukan. Namun, banyak yang secara sadar berhasil untuk melaksanakannya. Beberapa penyegar yang kiranya dapat diciptakan suami istri dalam suasana romantis yang harus selalu dipelihara dan dihangatkan. Suasana itu bisa terwujud dengan perbuatan-perbuatan sepele yang jarang dilakukan oleh pasangan suami-istri yang telah lama berumah tangga.
1.    Saling Suap
Saling suap ketika makan,  suami istri harus selalu berupaya untuk dapat makan bersama. Saling suap ketika makan ini bukan hanya dilakukan pengantin baru atau mereka yang sedang pacaran saja. Setelah menikah pun masih diperlukan. Siapapun tentu tidak bisa menyangkal, makan sepiring berdua itu memang romantis. Barangkali karena itulah sampai diwujudkan ke dalam sebuah lagu. Namun, anehnya makah sepiring berdua ini sudah jarang dilakukan suami istri yang perkawinannya sudah berlangsung lama.
2.   Gandengan Tangan
Bergandengan tangan sebanyak mungkin, misalnya ketika sedang berjalan-jalan, menyeberang, ketika sedang pacaran dulu ada keinginan untuk memegang tangan atau saling memeluk pinggang. Namun, hal itu tidak lagi dilakukan setelah menjadi pasangan suami-istri. Bukankah bergandengan tangan adalah suatu kebanggaan.
Kemesraan semacam itu untuk diteruskan oleh pasangan suami istri. Setelah menjadi suami istri, kita juga bangga bergandengan tangan dengan orang yang kita cintai. Karena merupakan ekspresi keberhasilan kita menggaetnya. Dalam pertemuan atau pesta, tak banyak pasangan suami istri yang saling bergandengan tangan. Malah, mereka berjalan seorang diri alias berpisah, walaupun memang berdampingan, padahal siapapun tak mencemoohkan bila melihat suami istri tersebut bergandengan mesra. Sebab, kesan-kesan indah yang menyegarkan bisa tercipta lewat hal-hal semacam itu.
3.   Mandi Bersama
Dalam kehidupan suami istri menurut budaya kita, mandi bersama antara suami istri memang jarang dilakukan. Padahal kita senang menonton adegan tersebut dilayar perak, karena menunjukkan kemesraan dan keberadaan suami istri tersebut begitu dalam maknanya. Mandi bersama, bisa saja dilakukan dengan saling menyiram, menyabun, mengeramasi dan saling memakaikan pakaian. Ini juga faktor penyegar untuk mengatasi kejenuhan.
4.            Saling memuji
Kalau kita mau jujur, saling memuji, saling mengemukakan kekaguman memang banyak dilakukan orang dikala pacaran. Namun, kenapa setelah hidup sebagai suami istri hal itu tidak dilakukan  lagi. Malah seringkali terjadi suami istri saling mencari kekurangan, kelemahan dan kesalahan pasangannya. Padahal, saling memuji dan mengagumi adalah bukti bahwa perkawinan yang harmonis tercapai karena suami istri saling membutuhkan.
5.             Waktu Damai
Waktu damai adalah waktu dimana suami istri tak boleh bertengkar. Kendati dalam hidup berumah tangga tak luput dari percekcokan atau konflik. Jika sudah datang apa yang disebut waktu damai,maka suami istri harus rujuk kembali. Makin banyak diciptakan waktu damai, makin banyak manfaatnya. Misalnya saja setiap hari pasangan suami istri menciptakan waktu damai barangkali tidak akan pernah ditemukan kejenuhan. (Perkawinan dan Keluarga No. 426/2008).
NIKAH SIRRI

NIKAH SIRRI

Istilah sirri dalam tradisi pernikahan kita adalah pernikahan yang dilakukan tertutup, tidak dicatatkan, namun tetap mengacu pada persyaratan dan rukun pernikahan yang ada. Sebab, pengertian sirri sendiri adalah menyembunyikan atau merahasiakan. Menurut imam Abu Nashr Ismail bin Hammad Al-Jauhar (wafat tahun 393 Hijriyah) dalam As-Shihah, sirri bermakna alladzi yuktamu yang artinya sesuatu yang disembunyikan atau disamarkan.
         Perkawinan sirri di masyarakat kita adalah pernikahan yang memenuhi syarat rukunnya namun tidak dicatat pejabat pencatatan nikah yang sah, seperti Kantor Urusan Agama (KUA).
            Perkawinan sirri tentu saja bertentangan dengan maksud dan tujuan pernikahan itu sendiri yang bertujuan melindungi pasangan tersebut. Rasulullah sendiri mengharuskan pernikahan untuk diumumkan dan bahkan diperbolehkan menggunakan tetabuhan (dufuf), Mengapa ? pernikahan yang disembunyikan akan menimbulkan fitnah. Harus ada pengumuman bahwa seorang laki-laki telah menikahi seorang perempuan sehingga semua orang tahu dan tidak menimbulkan fitnah atau tuduhan-tuduhan zina dikemudian hari.
            Perkawinan sirri di masyarakat kita adalah pernikahan yang memenuhi syarat rukunnya namun tidak dicatat pejabat pencatatan nikah yang sah, seperti Kantor Urusan Agama (KUA). Pernikahan kadangkala hanya dihadiri kerabat saja dengan sedikit tetangga. Kadangkala mengundang seorang ulama untuk lebih memberi nuansa absah dalam perkawinan itu.
            Lantas mengapa terjadi pernikahan sirri atau kerap juga kita sebut dengan pernikahan dibawah tangan itu ?. Harus kita akui dalam tradisi kita ada beberapa hal penyebab :

Pertama; pernikahan itu sengaja disembunyikan karena untuk mencari sisi halal (istihlal) saja. Misalnya, pasangan yang masih kuliah di kota yang sama yang ditakutkan akan terjadi masalah jika tidak dinikahkan lebih awal. mencari halal yang dilakukan seseorang yang memerlukan muhrim untuk haji atau umroh yang perlu diikat dengan pernikahan sirri semacam ini.
Kedua, karena darurat. Pasangan tersebut mengharuskan kawin karena tidak ingin jatuh ke maksiat yang lebih jauh, sementara untuk menikah secara resmi tidak mungkin dilakukan karena persyaratan administrasi tidak lengkap dan lain sebagainya.
Alasan pertama dan kedua ini biasanya nanti akan dilanjutkan pada proses pencatatan ke Kantor Urusan Agama (KUA) karena pernikahan yang dilakukan secara sirri tersebut hanya untuk membuka keran halal dalam berhubungan.
Ketiga, pasangan tersebut sengaja menikah dengan cara itu karena memiliki maksud tersembunyi. Misalnya, tujuan poligami yang tidak sesuai dengan aturan pemerintah yang mengharuskan izin pengadilan dan istri sahnya. Sehingga ia perlu menikah dengan cara sirri agar tidak ketahuan belangnya.
Keempat, terkait dengan pemahaman hukum masyarakat, yang belum tersentuh dengan aturan-aturan perkawinan. Seperti sebagian masyarakat Arab Saudi yang hingga kini masih lebih suka menikahkan anaknya dengan tidak dicatatkan yang disebut dengan istilah nikah Urfi (nikah berdasarkan adat istiadat). Sementara pernikahan yang dicatatkan di kantor Kementerian Dalam Negeri atau petugas pemerintah daerah setempat disebut dengan nikah ma’dzun ( yang diizinkan dan tercatat).
Kelima, karena mungkin terkait dengan pemahaman dan keyakinan yang dianut sementara kalangan yang tetapp tak menganggap perlu pencatatan yang dilakukan negara. Mereka lebih suka menikah dengan cara tradisi mereka sendiri ( tanpa dicatatkan) meskipun dirayakan dengan meriah.
            Tentu pernikahan semacam ini memiliki cacat karena bertentangan dengan hukum negara yang berlaku. Hukum itu sendiri dibangun atas asas yang melindungi warga negara, terutama kalangan wanita.
            Jika nikah sirri dilakukan dan kemudian berakibat pada perceraian maka dampaknya akan banyak merugikan wanita. Beberapa kerugian wanita karena dampak nikah sirri antara lain :

Pertama ; jika kelak kemudian memiliki anak, maka si anak tak akan bisa mendapatkan akte kelahiran. Padahal akte kelahiran ini menjadi jembatan untuk bisa masuk sekolah dan mendapatkan hak-hak sipil lainnya. Anak akan menjadi menderita karena tak jelas statusnya dimata hukum.
Kedua ; jika terjadi perceraian, maka wanita tak bisa melakukan gugatan atas harta yang bisa dimiliki bersama karena pengadilan kita akan melihat dari sisi materiel. Si wanita tidak bisa menuntut apapun kepada suami yang tak tercatat pernikahannya.
Ketiga : wanita akan mengalami kesulitan jika kemudian “digantung” oleh suaminya tanpa perceraian. Sebab si wanita merasa tidak bisa menikah karena masih terkait dengan pernikahan secara agama. Sementara si laki-laki bisa leluasa menikah lagi.
Keempat ; secara sosiologis dan psikologis pernikahan sirri lebih banyak mendera wanita karena pergaulan dikalangan wanita mereka akan dicibir dengan berbagai sindiran karena tak memiliki surat menikah yang sah.

            Karena itu pernikahan yang dilakukan hanya secara agama dan mengabaikan hukum negara, menurut ulama besar Arab Saudi, Syaikh Abdul Aziz Al-Ubaykan, hukumnya sah namun haram karena dianggap maksiat menentang aturan pemerintah. Mematuhi aturan pemerintah adalah wajib. Hal yang sama diutarakan mantan ketua fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat almarhum Prof. KH.Ibrahim Hosen, LML. ( Tulisan Musthafa Helmy dalam Perkawinan dan Keluarga No.440/2009) 
BEKAL RUMAH TANGGA

BEKAL RUMAH TANGGA


“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada suatu keluarga. Dia akan memperdalamkan pengetahuan  agama kepada mereka. Menjadikan anak-anak mereka menghormati orang tua mereka. Memberikan kemudahan pada kehidupan mereka. Kesederhanaan dalam nafkah mereka dan memperlihatkan aib mereka, sehingga mereka menyadarinya, lalu menghentikan perbuatannya. Namun, apabila menghendaki sebaliknya, Dia meninggalkan dan menelantarkan mereka ( HR. Daaruquthni).
            Sebagian kecil dari kisah kehidupan telah menunjukkan kepada kita betapa tidak mudahnya mengayuh bahtera rumah tangga itu. Tidak cukup hanya diawali dengan keinginan untuk menikah belaka. Karena, ternyata tidak sedikit pasangan yang telah memasuki dunia rumah tangga menemui kenyataan bahwa pengantin hari-harinya telah menjadi pergantian dari kesusahan yang satu ke kesusahan berikutnya.
            Bagaimanapun pernik-pernik problematika rumah tangga bisa terjasi menimpa kita. Terutama, kalau ada sesuatu yang tidak sempat kita persiapkan, baik sebelum memasuki gerbang pernikahan maupun setelah menjalani kehidupan rumah tangga.
            Faktor-faktor apa saja yang perlu kita persiapkan itu ? mudah-mudahan beberapa “resep” ini kalau dicoba diterapkan, bisa membuat perjalanan pernikahan yang kita titi menjadi indah dan menentramkan kalbu.

Bekal Ilmu
            Faktor yang pertama adalah bahwa sebuah rumah tangga akan menjadi kokoh, kuat dan mantap kalau suami istri sama sama mencintai ilmu. Rasulullah SAW pernah bersabda, artinya : “barangsiapa yang menginginkan dunia (mendapatkannya) harus memakai ilmu. Barangsiapa yang menginginkan akhirat (mendapatkannya) harus memakai ilmu. Barangsiapa yang menginginkan dunia dan akhirat (mendapatkannya) harus memakai ilmu”.
            Artinya, bila ada yang bertanya, mengapa rumah tangga yang dijalaninya terasa berat, banyak kesulitan, dan tidak menemukan kedamaian, jawabannya adalah karena ilmu tentang berumah tangga yang dimilikinya tidak sebanding dengan masalah yang dihadapinya.
            Setiap hari masalah, kebutuhan, maupun peluang munculnya konflik akan selalu bertambah. Semua ini merupakan kenyataan hidup yang tidak akan bisa dipungkiri. Bila segala pernik kehidupan ini tidak diimbangi dengan pertambahan ilmu untuk menyiasatinya, maka pastilah sebuah keluarga tidak akan pernah mampu menghadapi hidup ini dengan baik. Jangan heran kalau rumah tangga yang seperti ini bagaikan perahu yang kelebihan muatan. Dia akan tampak oleng, miring ke kiri dan ke kanan tak mau melaju dengan semestinya bahkan bisa karam.
            Adapun ciri khas yang tampak adalah para penghuni rumah tangga itu selalu sangat mengandalkan emosi di dalam mengatasi setiap masalah yang muncul. Betapa tidak ! karena mereka tidak pernah tahu bagaimana car menghadapi masalah yang selalu muncul seiring bertambahnya jumlah anggota keluarga.
“ Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah (QS. Shaad (38):26).

Gemar beramal
            Ternyata setiap ilmu itu tidak membawa manfaat, kecuali bila sudah mewujud dalam bentuk amal. Rumus kehidupan ini sebenarnya sederhana saja, yakni : seseorang tidak akan mendapatkan sesuatu dari apa yang diinginkan, tetapi dari apa yang bisa ia lakukan. Karenanya, syarat yang kedua bagi tercapainya rumah tangga yang ideal setelah menguasai ilmu adalah gemar mengamalkannya.
            Hidup ini bagaikan gaung di pegunungan. Apa yang kembali kepada kita tergantung dari apa yang kita bunyikan. Sekiranya menginginkan suatu kebaikan menghampiri kita, maka ia tidak bisa datang hanya dengan cara meminta orang lain berbuat baik. Akan tetapi terlebih dulu harus melakukan kebaikan kepada orang lain.
            Suami yang sibuk menyayangi dan membahagiakan istrinya lahir batin, niscaya akan mendapatkan balasan yang amat mengesankan dari sang istri. Demikian pun kalau istri ingin disayangi dan dibahagiakan suami. Jawabannya hanya satu barangsiapa bisa memuliakan suaminya dengan ikhlas, Allah pun akan melembutkan hati sang suami untuk menyayanginya dengan penuh keikhlasan pula. “Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan (QS. Al-An’am (6):132)

Ikhlas
            Ternyata sehebat apapun amal-amal kita tidak akan bermanfaat dihadapan Allah kecuali amal-amal yang dilakukan dengan ikhlas. Orang yang ikhlas adalah orang yang berbuat sesuatu tanpa berharap mendapatkan apapun, kecuali ingin disukai oleh Allah. Inilah bekal utama ketiga dalam berumah tangga. Dalam mengarungi kehidupan ini akan banyak didapati aneka masalah.
            Kita pasti akan menemukan berbagai kesulitan, kesempitan dan kesengsaraan lahir batin, kecuali kalau mendapat pertolongan-Nya. Allah tahu persis kebutuhan kita, lebih tahu daripada kita sendiri. Dia tahu persis masalah yang akan menimpa kita, lebih tahu daripada kita sendiri. Karenanya Allah menjanjikan “Waman yattaqillah yaj’allahu makhrajan” (QS. Ath-Thalaaq (65):2)
            Rumah tangga yang terus menerus meningkatkan ketaatannya kepada Allah akan senantiasa dikaruniai oleh-Nya jalan keluar atas segala urusan dan masalah yang dihadapinya. Anak-anak membutuhkan biaya, Allah akan mencukupi mereka karena Dia Dzat yang Maha Kaya.
            Masalahnya, adakah keluarga kita layak mendapat jaminan-Nya ataukah tidak ?. Kuncinya adalah bahwa rumah tangga yang selalu dekat kepada Allah dan sangat menjaga keikhlasan dalam beramal, itulah rumah tangga yang layak memperoleh jaminan pertolongan-Nya.

Bersih Hati
            Setiap saat ujian dan aneka masalah bukan tidak mungkin akan datang mendera rumah tangga dengan tiba-tiba. Bagaimana seorang suami atau seorang istri menyikapinya, ternyata tergantung dari satu hal, yakni kalbu. Terserah kita, apa yang akan kita lakukan dengan masalah itu ? mau dibuat rumit, maka rumitlah. Nanti kita sendiri yang akan melihat dan merasakan buahnya. Namun mau dibuat sederhana juga, silahkan sederhanakan, nanti kita pun akan melihat dan merasakan buahnya.
            Setiap masalah dalam rumah tangga bisa menjadi rumit dan bisa juga menjadi sederhana, tentu bergantung bagaimana kondisi hati kita yang kita miliki, yang akhirnya membuat kita harus memutuskan langkah bagaimana menyikapinya. Padahal bagi kita kuncinya hanya satu : sesungguhnya tak ada masalah dengan masalah karena yang terjadi masalah adalah cara kita yang salah dalam menyikapi masalah. Oleh sebab itu, hati yang bersih adalah bekal utama keempat yang harus dimiliki oleh para pelaku rumah tangga, setelah memiliki bekal ilmu, amal dan keikhlasan. Bersih hati tidak bisa tidak akan menjadi senjata pamungkas dalam menyiasati serumit dan sesulit apapun masalah yang muncul dalam sebuah keluarga. Adapun buahnya hampir dapat dipastikan adalah rumah tangga yang tenang tenteram, penuh cinta kasih dan selalu saling mengingatkan dalam hal mendekatkan diri kepada Allah.
            Sedangkan rumah tangga yang didalamnya banyak disebut nama Allah, banyak dikumandangkan ayat-ayat-Nya dan mampu menyempurnakan ikhtiar dalam mencari jaloan keluar atas setiap masalah, niscaya akan  menjadi keluarga yang sangat dekat dengan pertolongan-Nya san akan menjadi suri tauladan bagi yang lain.
            Subhanallah, ujian dan masalah rumah tangga memang akan datang setiap saat, suka atau tidak suka. Namun bagi suami dan istri yang berhati bersih semua itu akan disikapi sebagai nikmat dari Allah. Karena bagaimanapun dibalik setiap ujian dan masalah itu pasti terkandung hikmah yang luar biasa mengesankan, yang akan semakin meningkatkan kedewasaan dan kearifan, sekiranya mampu menyikapi segalanya dengan tepat, yang hal ini justru lahir dari hati yang bening dan bersih dari segala noktah-noktah kekotoran hawa nafsu.
            Ujian dan persoalan hidup yang menimpa justru benar-benar akan membuat kita semakin merasakan indahnya hidup ini karena yakin bahwa semua itu merupakan perangkat kasih sayang Allah, yang membuat sebuah rumah tangga semakin bermutu. Tidak usah heran sehebat apapun kesulitan hidup yang menimpa, sungguh bagaikan air di relung lautan yang dalam. Tidak akan pernah terguncang meski ombak dan badai saling menerjang. Pun laksana karang yang tegak tegar, yang tak akan pernah bergeser saat dihantam gelombang sedahsyat apapun. Sekali-kali tidak akan terbersit rasa putus asa ataupun keluh kesah berkepanjangan.
            Memang  betapa luar biasa para penghuni rumah tangga yang memiliki hati yang bersih. Nikmat datang tak akan pernah membuatnya lalai dari bersyukur. Andai pun musibah yang menerjang, ia akan mampu mengendalikan kayuh bahtera dengan tenang. (Perkawinan dan Keluarga No. 452/2010 hal 9-12)
KIAT MENGELOLA KONFLIK RUMAH TANGGA

KIAT MENGELOLA KONFLIK RUMAH TANGGA


Setiap pasangan pasti pernah bertengkar. Kata orang pertengkaran adalah “bumbu” dalam sebuah hubungan yang akan membuat hubungan tersebut lebih berwarna. Pertengkaran kadang bisa menjadi hal positif, karena akan membuat pasangan saling mencari solusi terhadap masalah yang mereka hadapi.
Meski demikian, jika dibiarkan meledak-ledak bahkan berlarut hingga waktu lama justru akan memberikan dampak tidak sehat bagi hubungan anda dan pasangan. Terkadang pertengkaran dengan pasangan bukan disebabkan masalah besar, namun cara mereka bertengkarlahmemberi perspektif dalam hubungan mereka.
Bagaimana  pertengkaran merefleksikan hubungan anda dan pasangan adalah dengan mengetahui  gaya pertengkaran masing-masing. Menurut Debbie Mandel, penulis buku “Turn On Your Inner Light” pertengkaran antara anda dan pasangan dapat dikelompokkan dalam 4 gaya sebagai berikut :
Si Petarung
Gaya bertengkar pada tipe si petarung yaitu mereka yang kemarahannya meledak-ledak dan lebih memilih mengutarakan masalah mereka dengan emosi dan saling membalas, daripada memberi penjelasan terhadap masalah yang mereka hadapi secara tenang. Tipe seperti ini biasanya sangat mudah tersulut emosi.
Si Murah Senyum
            Gaya bertengkar pada tipe ini cenderung terlihat tenang diluar. Mereka kerap terlihat tersenyum meski tengah terlibat masalah. Mereka biasanya berpura-pura tidak terjadi masalah. Meski demikian dibelakang pasangannya mereka memendam kemarahan yang mendalam. Tipe seperti ini sangat berbahaya, jika sudah mencapai tahap “meledak”. Karena efek yang ditimbulkan bisa lebih parah dibandingkan mereka yang terlihat sering bertengkar terang-terangan.
Si Keras Kepala
            Gaya bertengkar tipe  si keras kepala yaitu mereka yang menunjukkan reaksi pasif-agresif saat bertengkar. Ucapan andalan mereka yaitu “tidak ada apa-apa” atau “baik-baik saja”, walaupun sangat jelas memang ada masalah antara mereka dan pasangannya. Mereka lebih memilih dian dan membisu pada pasangannya. Sikap membisu inilah yang akan membuat bingung pasangannya, dan akhirnya menimbulkan persepsi yang salah pada diri masing-masing.
Si Diplomat
            Gaya bertengkar tipe the diplomat adalah gaya bertengkar yang paling elegan. Mereka yang masuk dalam katagori ini sangat tahu bagaimana memperhalus setiap masalah. Mereka biasanya sudah terlebih dahulu memperkirakan reaksi pasangannya saat hendak menyampaikan suatu masalah. Basa-basi dan sederet kata-kata  manis adalah hal yang diucapkan sebelum mereka menyampaikan kemarahan dan keberatannya akan sesuatu.

Saat anda mengetahui tipe gaya bertengkar anda, maka anda bisa belajar bagaimana mengurangi kebiasaan buruk tersebut dan memakai cara lain yang lebih sehat dalam mengatasi masalah anda dengan pasangan anda. Yang terpenting adalah anda tidak mudah kembali tersulut oleh pasangan anda. Bahkan jika pasangan anda mengatakan sesuatu yang tidak enak pada anda. Dengan tetap demikian maka pertengkaran yang sedang anda hadapi dapat lebih cepat terselesaikan. Selain merubah gaya bertengkar anda, anda juga harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memulai pertengkaran atau menyampaikan permasalahan antara anda dan pasangan.
            Tips atasi konflik antara anda dan pasangan dengan cara halus dan adil :
Bersikap tepat dan to the point
            Sifat dasar laki-laki yaitu sulit memahami wanita, jadi sangat penting bagi anda untuk menyampaikan pesan atau keberatan anda terhadap sesuatu dalam waktu tidak lebih dari dua menit, sehingga ia benar-benar menyimak ucapan anda. Lebih lama dari itu, laki-laki akan sulit memahami maksud ucapan anda. Mereka akan sibuk mencoba memahami anda dibandingkan mendengar ucapan anda. Pastikan anda sudah cukup spesifik menyampaikan apa yang ingin anda sampaikan kepada pasangan anda, satu hal yang harus anda camkan bahkan pasangan anda tidak bisa membaca pikiran anda, jadi jangan biarkan ia menebak-nebak apa yang sedang anda pikirkan.
Bersikap Pengertian
            Seberapapun marahnya anda, cobalah untuk mencari waktu yang tepat sebelum menumpahkannya pada pasangan anda. Karena menyampaikan sesuatu yang tidak enak disaat yang tidak tepat dapat berakhir dengan kekacauan. Perhatikan kondisi pasangan anda saat ini apakah sedang tenang atau malah sebaliknya, selain itu anda juga harus menenangkan diri anda terlebih dahulu sebelum memulai suatu argumen dengan pasangan anda.
Jangan berpikir Menang atau Kalah
            Dalam pertengkaran dengan pasangan jangan sekali-kali anda memikirkan bahwa anda sudah merasa memenangkan argumentasi tersebut dari pasangan anda atau sebaliknya. Karena pertengkaran dalam hubungan bukanlah suatu kompetisi dimana ada pemenang dan ada yang kalah. Kompromi adalah kunci pemecahan setiap masalah.
Berfikir sebelum bertindak.
            Meski dalam keadaan emosi, namun ada baiknya anda tidak membiarkan kata-kata menyakitkan keluar dari mulut anda. Tariklah nafas sejenak dan pikirkan apakah kata-kata yang hendak anda ucapkan dapat menyakiti perasaan pasangan anda. Selain itu setiap pasangan hendaknya memiliki kepekaan untuk memutuskan apakah ucapan yang diucapkan pasangan anda saat emosi masuk ke otak anda akan membuat anda bereaksi secara logis atau malah sebaliknya membiarkan ego anda mengeluarkan reaksi emosional.
Dengarkanlah penjelasannya
            Sangat mudah untuk menghiraukan penjelasan pasangan dalam satu argumen. Dengarkan sejenak penjelasan pasangan anda dan tempatkan diri anda sebagai pasangan anda. Simaklah apa yang dikatakannya. Cobalah untuk melihat permasalahan dari perspektifnya. Memberi sedikit kesempatan untuk mendengarkan dan melihat perspektif permasalahan dari sisi pasangan anda bisa membantu menghentikan pertengkaran bahkan sebelum pertengkaran itu sendiri dimulai.

Dengan mengetahui gaya bertengkar masing-masing maka akan menjadi lebih mudah bagi pasangan untuk mengerti mengapa pasangannya bereaksi seperti itu saat marah, sehingga bisa menjadi koreksi bagi diri masing-masing. Yang terpenting adalah setiap pasangan mengetahui bagaimana mengatasi pertengkaran tersebut. Jika hal tersebut sudah diatasi dan kedua pihak masing-masing telah merasa puas dengan penyelesaiannya maka pertengkaran tersebut akan membawa hubungan anda dan pasangan semakin erat. Sebaliknya tanpa penyelesaian bahkan hingga berlarut-larut, pertengkaran anda dan pasangan bisa menjadi masalah dalam hubungan anda berdua. Satu hal yang perlu anda ketahui, pada dasarnya pertengkaran anda dan pasangan bisa jadi menunjukkan beberapa hal seperti : rindu akan perhatian pasangan, tanda keegoisan, melepaskan apa yang selama ini dipendam oleh masing-masing pihak, atau bahkan sekedar tanda bahwa anda kelelahan, stress atau mood anda sedang sensitif. (Perkawinan dan Keluarga No. 452/2010 hal 49-52).
7 TANDA PERNIKAHAN DIAMBANG KEHANCURAN

7 TANDA PERNIKAHAN DIAMBANG KEHANCURAN

Dalam sejumlah kasus, kehidupan rumah tangga seringkali dikagetkan dengan gugatan cerai salah satu pihak. Kondisi ini biasanya terjadi lantaran banyak pasangan memendam ganjalan yang dirasakan dalam hubungan sejak lama.
Membiarkan konflik berlarut-larut dalam pernikahan memang bisa menjadi biang masalah yang berujung pada perceraian. Waspadai beberapa keadaan yang mengancam nasib pernikahan, seperti dikutip dari laman aol.

  • Tidak Lagi Memiliki Kesamaan
Mungkin mereka masih hidup seatap, tidur dalam satu kamar yang sama dan melakukan pekerjaan rumah tangga. Namun, mereka  jarang terlibat percakapan intim. Hilangnya komunikasi merupakan gejala utama ada masalah besar dalam perkawinan.

  •  Segala Perbuatan selalu dianggap salah.
Salah satu pasangan merasa setiap gerak-gerik dan tindakanya selalu diawasi dan dikritik. Salah satu juga merasa merasa terintimidasi karena kritik pasangan yang selalu berbau negatif, bahkan untuk sesuatu yang sepele. Semua yang dilakukan seolah selalu salah.

  • Tidak saling berbagi Informasi.
Pasangan tidak lagi saling berbagi informasi tentang perkembangan karir, masalah-masalah pribadi atau prestadi pribadi. Masing-masing lebih sering curhat dengan orang lain ketimbang dengan suami/istri. Ketika anda menjadi orang yang terakhir mengetahui informasi  penting dalam kehidupan kalian, berarti ada masalah serius.

  • Perubahan penampilan
Seiring waktu, tingkat kenyamanan penampilan di depan pasangan akan menurun. Namun penurunan drastis dalam penampilan dan kebersihan pribadi masing-masing pasangan bisa menjadi tanda tidak ada lagi rasa peduli dalam pernikahan.

  • Mencari Kesalahan Pasangan
Anda berdua menonton televisi yang sama, namun tidak saling berinteraksi. Membaca buku atau melakukan hal lain yang lebih menarik menunjukkan ada yang salah dengan pernikahan anda berdua.

  •  Berdebat tentang subyek sama  berulang kali.
Pertengkaran mengenai suatu masalah yang itu-itu saja menjadi rutinitas kalian berdua. Meski telah bertengkar panjang lebar kalian tetap tak mampu menemukan solusi.

  • Keintiman adalah bagian masa lalu.
Menurunnya kasih sayang dan keintiman secara fisik adalah salah satu gejala yang paling umum dalam sebuah hubungan yang  gagal. Keintiman menunjukkan ikatan sebagai suami dan istri. Tidak adanya kedekatan hubungan dan keintiman menunjukkan sedikitnya ikatan emosional sebagai suami istri.

Bila kehidupan pernikahan anda dan pasangan mengalami beberapa gejala di atas, mulailah membangun komunikasi yang menjadi maslaah dalam hubungan. Jika tak mampu memecahkannya  sendiri, bantuan dari orang tua aau orang yang kalian di percaya bisa memberi solusi. Jika perlu berkonsultasilah dengan konsultan pernikahan sebelum memutuskan perceraian sebagai jalan keluar. (Perkawinan dan Keluarga No. 464/2011 hal 24-25)   
TIPS BAHAGIA DI AWAL MENIKAH

TIPS BAHAGIA DI AWAL MENIKAH


Di awal perkawinan terasa semua itu indah dan menyenangkan. Itulah impian bagi semua pasangan, bahwa memasuki kehidupan perkawinan itu menyenangkan dan memberikan ketenangan dalam hidup, betapa tidak apa yang dulu diurus sendiri kini dikerjakan bersama pasangan tercinta. Dulu tidur sendirian kini ada yang menemani dan memberikan kenikmatan dalam hidup perkawinan. Semua itu adalah harapan dan impian setiap pasangan yang akan memasuki kehidupan berumah tangga.
                Ketika sudah memasuki dan menjalankan hidup berumah tangga, semua tampak jelas hak dan kewajiban yang harus ditunaikan dengan baik. Jika semua sudah anda mungkin merasakan bahwa kehidupan setelah menikah tidaklah seindah bayangan. Sosok pasangan hidup yang dahulu terlihat begitu sempurna dan membuat anda selalu ingin bersamanya, kini sikap dan tingkahnya yang asli tampak begitu menyebalkan sehingga saling bertengkar seringkali terjadi. Pertengkaran terjadi hanya karena masalah-masalah sepele. Bagaimana caranya agar pertengkaran yang tidak perlu dapat dihindari ? bagaimana menjalankan kehidupan pernikahan di tahun-tahun pertama ?
                Kehidupan pernikahan memang berbeda saat anda masih berpacaran. Saat menikah, anda lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman hidup anda. Tanggung jawab yang bertambah, tugas-tugas rumah tangga yang harus dilakukan membuat kini anda tidak hanya bersenang-senang bersama pasangan. Berbeda dengan saat anda masih berpacaran yang kemungkinan waktu yang anda habiskan berdua dilakukan dalan situasi yang menyenangkan seperti makan di restoran bersama, nonton bioskop, jalan-jalan di mal atau berkunjung ke tempat rekreasi.
                Agar tercipta kedamaian dan kebahagiaan dalam keluarga. Anda harus belajar agar memiliki keahlian-keahlian khusus setelah menikah. Berikut ini beberapa keahlian baru yang wajib anda miliki setelah menikah.
Menjalin komunikasi dengan baik
                Dua orang yang menikah memiliki latar belakang yang berbeda. Puluhan tahun telah dilalui dengan didikan dan kebiasaan dari masing-masing keluarga yang tidak sama. Kebiasaan atau cara melakukan suatu pekerjaan yang menurut anda tidak benar masih terbawa oleh pasangan setelah menikah.
                Karena merasa kesal. Anda mungkin langsung mengomel dengan nada anda yang ketus. Kemudian pasangan anda yang merasa tidak bersalah, langsung membalas dengan omelan juga. Akhirnya, saling mengomel terjadi dan membuat anda merasa tidak bahagia dengan pernikahan anda. Reaksi lainnya adalah anda diam seribu bahasa, bersungut-sungut dan menyimpan kekesalan dalam hati. Ini juga mengakibatkan hubungan menjadi dingin.
                Pemecahan dari masalah ini adalah perlunya komunikasi yang baik. Hal-hal yang mengganjal sebaiknya dibicarakan dengan pasangan agar tidak menumpuk. Namun, tentu saja harus dilakukan komunikasi dengan cara yang baik. Sebaiknya, masalah tidak dibicarakan saat  suasana hati masih kesal. Pilihlan waktu yang tepat untuk berbicara, misalnya tidak saat pasangan baru pulang kerja dan dalam keadaan letih.
                Berkomunikasi juga mencakup mendengarkan. Maka, sewaktu membicarakan masalah , anda wajib memberikan waktu bagi pasangan untuk mengutarakan perasaan maupun pendapatnya. Kemudian, anda dapat menjelaskan kepada pasangan mengapa anda melakukan tindakan tertentu yang mungkin membuatnya tidak senang.
Bersikap toleran pada pasangan
                Karena perbedaan latar belakang, gaya bicara, kebiasaan atau tindakan pasangan baru dapat menjadi masalah. Suami mungkin bisa bicara apa adanya, sedangkan istri mudah tersinggung dengan kata-kata suami yang polos.
                Untuk masalah seperti ini anda harus bertenggang rasa atau mengembangkan sika toleransi. Bentuk nyata dari sikap toleransi adalah anda mau membuat perubahan walaupun menurut anda perbuatan tersebut tidaklah salah. Kini, anda harus lebih berhati-hati dalam berbicara atau anda juga belajar berpikir positif terhadap pasangan agar tidak mudah tersinggung.
Menjalankan Tugas dan Peran Anda dengan baik
                Setelah menikah, anda harus belajar untuk menjalankan peran anda kini. Memang tidak mudah untuk menghentikan atau mengurangi kegiatan yang kita sukai. Tidak mudah pula untuk melakukan pekerjaan yang tidak kita sukai. Tetapi, itulah tugas baru yang harus dijalankan karena peran sebagai suami dan istri. Hal-hal tersebut memang harus dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah.
                Anda telah mengetahui bahwa setelah menikah lebih banyak tanggung jawab yang harus dipikul. Tetapi, dengan membicarakan dan bekerjasama dengan baik, anda akan merasakan bahwa tanggung jawab tersebut tidaklah membebani dan ada banyak kebahagiaan dengan bersama-sama melakukannya.
Saling Memaafkan
Sadarilah bahwa pasangan hidup bukanlah manusia sempurna sehingga akan sangat berpeluang berbuat salah baik disengaja atau tidak. Keahlian ini biasanya juga akan menular ke pasangan anda. Jika anda sering memaafkan tindakan yang tidak anda sukai, pasangan anda cenderung akan melakukan hal yang sama. Dengan berusaha memberi maaf, kehidupan keluarga keluarga akan damai dan bahagia.
Sebagai pasangan baru  anda harus terus belajar mengembangkan keahlian keahlian-keahlian ini dalam kehidupan pernikahan. Awalnya mungkin terasa sangat sulit melakukannya. Tetapi, dengan terus belajar, keahlian tersebut akan dapat dimiliki dan akan terasa menyenangkan saat melakukannya. Anda juga tidak akan menyesali mengapa anda menikah dengannya tetapi anda akan menyesal mengapa tidak lebih cepat memutuskan menikah dengannya. (perkawinan&keluarga No. 462/2011 hal 21-23)  
Copyright © 2011-2099 KUA GUNUNGJATI - Dami Tripel Template Level 2 by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.
Valid HTML5 by Ardi Bloggerstranger